Kamis, 11 Februari 2010

Ibadah: Ibadah Doa Puasa Malang Session II, 09 Februari 2010 (Siang)

Keluaran 12:5, syarat anak domba Paskah:
Harus jantan.
Yesaya 9:5, Matius 1:21, Yesus adalah seorang putera, seorang laki-laki.

Umurnya satu tahun, ini menunjuk pada dewasa.
Bilangan 4:3, Lukas 3:23, sekarang menunjuk pada kedewasaan rohani.
Kita harus dewasa rohani lebih dulu, baru bisa melayani.

Ibrani 5:14, kalau dewasa rohani, makanannya adalah makanan keras.
Orang dewasa juga memiliki panca indra yang terlatih:
Terutama adalah mulut banyak berdiam diri.
Dewasa rohani banyak berbicara pada Tuhan, sedikit berbicara pada sesama.
Kulit yang peka, yaitu bisa membedakan pengajaran yang benar dan tidak, bisa membedakan hal yang benar dan tidak.

Tidak bercela, ini menunjuk pada Yesus yang tidak berdosa dan tidak bercela.
Ada 4 bukti Yesus tidak berdosa:
Yohanes 8:46, Yesus sendiri bersaksi bahwa Dia tidak berdosa.
1 Petrus 2:22, Petrus bersaksi bahwa Yesus tidak berdosa.
Lukas 23:47, kepala pasukan bersaksi bahwa Yesus tidak berdosa.
Yohanes 18:38b, hakim bersaksi bahwa Yesus tidak berdosa.
Karena Yesus terbukti tidak berdosa, maka Yesus layak menjadi Anak Domba Paskah yang tidak bercela, yaitu menebus dosa manusia lewat korbanNya.
Korban Kristus adalah permulaan kasih Allah, kasih mula-mula.
Setiap rumah harus memiliki anak domba = kita harus memiliki korban Kristus = memiliki kasih mula-mula, buktinya:
Percaya pada Yesus lewat mendengar firman dengan sungguh-sungguh, dengan berkobar-kobar.
Bertobat, berhenti berbuat dosa dan kembali kepada Tuhan.

Baptisan air = kelahiran baru, hidup dalam kebenaran.
Hidup benar berarti di mana saja harus benar, jangan hanya benar di gereja.

Kepenuhan Roh Kudus, tandanya adalah setia dan berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan.
Kalau ada Roh Kudus, maka kita akan bisa berseru 'Ya Abba, Ya Bapa' = taat.

Melayani Tuhan harus dengan kasih mula-mula.

Wahyu 2:2-5, sidang jemaat Efesus melayani tanpa kasih mula-mula, akibatnya:
Jatuh dalam lobang yang dalam = lobang jurang maut.
Kalau tanpa kasih mula-mula, makin melayani akan makin dalam jatuhnya.
Kaki dian diambil = hidup dalam kegelapan.
Masa depan menjadi tidak indah dan tidak sempurna.

Kisah Rasul 27:41, kehidupan kita semua adalah bagaikan kapal yang berlayar di lautan untuk menuju pelabuhan damai sejahtera Yerusalem Baru.
Harus dijaga agar jangan sampai melanggar busung pasir.

Matius 7:26-27, busung pasir adalah kehidupan yang mendengar firman tetapi tidak taat dengar-dengaran, tidak melakukan firman. Ini sama dengan rumah yang roboh dan hebat kerusakannya.

Kapal yang melanggar busung pasir akan hancur buritannya = kasih mula-mula hancur; dan haluannya terpancang = masa depan hancur, tanpa pengharapan dan tidak bisa diharapkan.

Melayani tanpa kasih mula-mula = rumah yang roboh = kapal yang hancur = pembuat kejahatan.

Kalau buritan hancur dan haluan terpancang, maka tidak akan bisa bergerak, tidak bisa mencapai Yerusalem Baru, melainkan binasa untuk selama-lamanya.

Kapal yang rusak ini adalah bangsa Kafir.
Efesus 2:11-13, bahkan ada 5 kerusakan bangsa Kafir:
Tanpa sunat = tanpa kesucian.
Tanpa Kristus = tanpa urapan.
Tanpa janji Tuhan.
Tanpa pengharapan.
Tanpa kasih Allah.
Kerusakan keempat dan kelima adalah kapal yang rusak, apalagi jika ditambah tiga kerusakan, kapal ini pasti akan tenggelam.

Ingat! Bangsa Kafir hanya kapal yang rusak.
Tetapi Yesus mati di kayu salib dengan 5 luka utama untuk memperbaikai bangsa Kafir dengan 5 kerusakan ini. Bukan hanya diperbaiki, tetapi juga akan dipakai oleh Tuhan (1 Korintus 6:20, 7:23).

Dalam pelayanan, kita harus bisa dipercaya oleh Tuhan.
Memang kita semua kapal rusak, tapi kalau sudah ditambal oleh korban Kristus, kita harus bisa dipakai dan dipercaya oleh Tuhan.

Tugas pelayan Tuhan yang dipercaya Tuhan adalah untuk memuliakan Tuhan, hasilnya:
Yesaya 49:3-4, hak dan upah kita dijamin di tangan Tuhan, untuk hidup sekarang sampai hidup kekal selamanya.
Ditinggikan, dipermuliakan oleh Tuhan, sampai menjadi sama mulia dengan Tuhan saat kedatanganNya kedua kali.

Tuhan memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar