Selasa, 11 Mei 2010

Ibadah Raya Malang, 09 Mei 2010 (Pagi)

Matius 25:1,13
25:1. "Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki.
25:13 Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya."

Kita harus mengenal Yesus sampai sebagai Mempelai Laki-laki Sorga.
Kalau mengenal Yesus sebagai Tabib, kita hanya butuh saat kita sakit. Kalau mengenal Yesus sebagai Penolong, kita hanya butuh saat kita perlu ditolong.
Tetapi pengenalan sebagai Mempelai Laki-laki Sorga, kita akan bersama Yesus apapun keadaan kita.

Kedatangan Tuhan ini tidak diketahui waktunya, oleh sebab itu gereja Tuhan harus berjaga-jaga untuk bisa menyambut kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan yang permai.

Menyambut kedatangan Tuhan kedua kali, yang harus dijaga adalah PELITA TETAP MENYALA.
Syarat pelita tetap menyala:
Harus bercahaya = harus menerima Kabar Mempelai.
Matius 25:6
25:6 Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia!

Harus memiliki minyak persediaan.
Matius 25:3-4
25:3 Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak,
25:4 sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka.


ad. 1. Harus menerima Kabar Mempelai.
Dulu kita manusia berdosa, tapi lewat menerima Kabar Baik, firman penginjilan, kita bisa menerima Yesus dan diselamatkan.
Tetapi ini harus dilanjutkan menerima Kabar Mempelai.

2 Korintus 4:3-4
4:3 Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa,
4:4 yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.

Kabar Mempelai ini adalah untuk menyucikan dan menyempurnakan gadis-gadis (gereja Tuhan) untuk bisa menyambut kedatangan Tuhan kedua kali.

Mengapa gereja Tuhan harus menerima Kabar Mempelai?
Matius 25:5-7
25:5 Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang juga, mengantuklah mereka semua lalu tertidur.
25:6 Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia!
25:7 Gadis-gadis itupun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka.

Sebab gereja Tuhan dalam keadaan tidur rohani = pelita padam, sehingga akan ketinggalan saat Yesus datang kedua kali.
Kabar Mempelai ini membangunkan gereja Tuhan yang sedang tidur rohani, supaya siap menyambut kedatangan Tuhan kedua kali.

Keadaan gereja Tuhan yang tidur rohani:
Seperti Yunus yang tidur, prakteknya adalah tidak taat pada firman pengajaran yang benar dan tidak setia bahkan meninggalkan pelayanan.
Yunus 1:1-5
1:1. Datanglah firman TUHAN kepada Yunus bin Amitai, demikian:
1:2 "Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, berserulah terhadap mereka, karena kejahatannya telah sampai kepada-Ku."
1:3 Tetapi Yunus bersiap untuk melarikan diri ke Tarsis, jauh dari hadapan TUHAN; ia pergi ke Yafo dan mendapat di sana sebuah kapal, yang akan berangkat ke Tarsis. Ia membayar biaya perjalanannya, lalu naik kapal itu untuk berlayar bersama-sama dengan mereka ke Tarsis, jauh dari hadapan TUHAN.
1:4. Tetapi TUHAN menurunkan angin ribut ke laut, lalu terjadilah badai besar, sehingga kapal itu hampir-hampir terpukul hancur.
1:5 Awak kapal menjadi takut, masing-masing berteriak-teriak kepada allahnya, dan mereka membuang ke dalam laut segala muatan kapal itu untuk meringankannya. Tetapi Yunus telah turun ke dalam ruang kapal yang paling bawah dan berbaring di situ, lalu tertidur dengan nyenyak.

Gereja Tuhan yang tidak taat dan tidak setia = melarikan diri dari Tuhan = jauh dari Tuhan dan dekat dengan maut/kebinasaan.

Seperti Lazarus yang mati 4 hari.
Yohanes 11:11
11:11 Demikianlah perkataan-Nya, dan sesudah itu Ia berkata kepada mereka: "Lazarus, saudara kita, telah tertidur, tetapi Aku pergi ke sana untuk membangunkan dia dari tidurnya."

Prakteknya:
Mati dalam dosa, sampai puncaknya dosa, yaitu dosa makan-minum dan dosa kawin-mengawinkan.
Kebusukan nikah dan buah nikah, kebusukan moral.

Kalau mati dan busuk dibiarkan, maka akan jadi berulat, masuk dalam kebinasaan, maut selama-lamanya di neraka.
Kalau tidur rohani, maka arahnya adalah pada kebinasaan.

Yesaya 66:24
66:24 Mereka akan keluar dan akan memandangi bangkai orang-orang yang telah memberontak kepada-Ku. Di situ ulat-ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam, maka semuanya akan menjadi kengerian bagi segala yang hidup.

Seperti murid-murid yang tidur dalam doa penyembahan.
Markus 14:37-38
14:37 Setelah itu Ia datang kembali, dan mendapati ketiganya sedang tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus: "Simon, sedang tidurkah engkau? Tidakkah engkau sanggup berjaga-jaga satu jam?
14:38 Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan; roh memang penurut, tetapi daging lemah."

Prakteknya:
Tidak setia dan tidak tekun dalam doa penyembahan.
Kering dalam doa penyembahan.
Kalau kering dalam doa penyembahan, maka kesucian harus diperiksa. Sebab kesucian ini setingkat dengan penyembahan. Kalau kesucian menurun, maka penyembahan pasti menurun.
Juga ketaatan harus diperiksa.
Juga harus diperiksa apakah benar kita mengasihi Tuhan lebih dari semua.

Yakobus 1:13-15
1:13. Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: "Pencobaan ini datang dari Allah!" Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun.
1:14 Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya.
1:15 Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut.

Doa penyembahan adalah proses perobekan daging.

Kalau kering dalam doa penyembahan, akibatnya adalah jatuh dalam masalah-masalah. Kalau dalam masalah kemudian mencari jalan keluar sendiri, maka akan jatuh ke dalam maut, kebinasaan untuk selama-lamanya.

Kalau gereja Tuhan dalam keadaan tidur rohani, maka Yesus juga akan tertidur di buritan kapal, tidak ada gairah untuk menolong kehidupan kita.

Matius 8:23-27
8:23. Lalu Yesus naik ke dalam perahu dan murid-murid-Nyapun mengikuti-Nya.
8:24 Sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut di danau itu, sehingga perahu itu ditimbus gelombang, tetapi Yesus tidur.
8:25 Maka datanglah murid-murid-Nya membangunkan Dia, katanya: "Tuhan, tolonglah, kita binasa."
8:26 Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?" Lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan danau itu, maka danau itu menjadi teduh sekali.
8:27 Dan heranlah orang-orang itu, katanya: "Orang apakah Dia ini, sehingga angin dan danaupun taat kepada-Nya?"

Keadaan gereja Tuhan yang tidur rohani = keadaan perahu murid-murid yang ditimbus gelombang, sedangkan Yesus tidur. Ini berarti sedang dalam keadaan kegelapan, tanpa harapan, hanya menuju kehancuran, tenggelam dan binasa = pelita yang hampir padam atau bahkan sudah padam.

Yang dibutuhkan saat badai adalah pribadi Yesus yang tidur dan bangun. Yesus mati dan bangkit dalam tubuh kemuliaan sebagai Mempelai Pria Sorga yang bisa kita terima lewat Kabar Mempelai.

Lewat Kabar Mempelai, kita akan mengalami:
Penyucian perhatian. Tadinya perhatian pada perkara lain, tetapi disucikan supaya perhatian hanya tertuju pada firman, tertuju pada Tuhan.
Selama dalam masalah kita tidak bergantung pada firman, maka Yesus akan tetap tidur. Di luar firman, semuanya pasti akan hancur lebur. Mungkin secara jasmani semuanya baik, tetapi di hadapan Tuhan semuanya hancur lebur, tinggal menunggu waktu.

Penyucian hati, dari hati bimbang menjadi kuat dan teguh hati, hanya percaya sepenuh kepada Tuhan.

Penyucian mulut, tidak menyalahkan orang lain tetapi mengaku dosa kepada Tuhan dan sesama, mengaku kegagalan, mengaku ketidakberdayaan. Juga mulut disucikan untuk menyembah Tuhan, menyeru nama Yesus.

Matius 8:25
8:25 Maka datanglah murid-murid-Nya membangunkan Dia, katanya: "Tuhan, tolonglah, kita binasa."

Doa yang dinaikkan dengan iman dan menyeru nama Tuhan akan menggairahkan Yesus untuk berbelas kasihan.
Iman + belas kasihan = mujizat.
Mujizat jasmani adalah menyelesaikan segala masalah, sampai yang mustahil sekalipun.
Mujizat yang terbesar adalah mujizat rohani, yaitu keubahan hidup dari manusia jasmani menjadi manusia rohani, sedikit demi sedikit sampai saat kedatangan Tuhan kedua kali, kita diubahkan menjadi sama mulia dengan Tuhan.

Tuhan memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar